Dahulu
saya berpikir bahwa bintang jatuh adalah sebuah komet, karena ia
mengeluarkan cahaya, ternyata itu salah. Bintang jatuh adalah sebuah
benda langit yang jatuh ke bumi dan oleh fenomena alam yaitu gesekan
pada atmosfer menjadikan benda tersebut bercahaya, yang mana kita kenal
sebagai meteor.
Satu hal yang selalu membuat saya penasaran yaitu
mitos tentang terkabulnya sebuah permintaan bila diucapkan ketika
melihat bintang jatuh. Bila mitos tersebut benar, mungkin saya akan
meminta seorang gadis yang sempurna, cantik luar dalam, bisa ngurus
keluarga dan bisa masak. Hihihihi canda. Sebetulnya apa sih yang
menyebabkan munculnya mitos tersebut? Saya malah berpikir bahwa itu
semua hanyalah sebuah perumpamaan yaitu bila seseorang menginginkan
sesuatu maka hendaknya membuat target, berjuang untuk memperolehnya dan
janganlah putus asa dalam mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut seperti
meteor yang jatuh ke bumi dimana seringkali habis di atmosfer sebelum
menjadi meteorit (meteor yang telah mencapai bumi).
Meteor dan
meteorit meskipun merupakan satu benda tapi mereka memiliki perbedaan.
Meteor yang tampak indah ternyata buruk rupa dan anehnya si buruk rupa
ini lebih banyak menarik perhatian. Mungkin dikarenakan meteorit dapat
disentuh dan diteliti kali yah. Ngomong-ngomong saya sebagai orang Indonesia bangga
lohhh.. Ternyata ada penelitian di Indonesia dan merupakan yang pertama
di dunia menyatakan terdeteksinya element Hidrogen pada benda padat
dimana sample yang digunakan adalah meteorit dari Sangiran.
Mereka publish penemuan ini di jurnal bertajuk "Emission Elemental
Qualitative Analysis of Sangiran Soil Layer Using Laser-Induced Shock
Wave Plasma Spectroscopy (LISPS)" dan "Characteristics of Hydrogen
Emission in Laser Plasma Induced by Focusing Fundamental Q-sw YAG Laser
on Solid Samples"
Klasifikasi dari meteorid yaitu meteor dengan
unsur besi (siderid), unsur batu (aerolid), campuran besi dan batu
(siderolid). Siderid dan siderolid yang kemunculannya hanya 5% dan 2%
dari keseluruhan meteorit, umumnya digunakan untuk penjaga rumah dan
bahan keris pusaka. Aerolid meskipun kemunculannya 93% tapi umumnya
hilang di muka bumi karena rapuh sehingga hancur dalam perjalanan
memasuki atmosfer bumi. Aerolid ini terbagi atas dua yaitu Chondrite
yang katanya berumur 4.6 miliar tahun (umur tata surya) dan Achondrit.
Dari
ketiga klasifikasi yang disebut, masih dapat dibuat satu klasifikasi
lagi yaitu tektites. Tektites terbagi atas dua yaitu moldavite dan
tektite. Moldavite yang dikenal dengan batu ceko memiliki warna hijau.
Hmmm... hijau apakah ini batu yang membuat lemah Superman yah????
Tektite memiliki warna hitam dan dikenal sebagai batu satam. Tektites
ini dipercaya dapat melakukan komunikasi dengan dunia luar angkasa dan
bila berdoa maka akan dikabulkan, untuk cinta
abadi dan kesadaran spiritual. Nahhh... ini dia mitos yang mirip dengan
"make a wish" dari bintang jatuh. Jika bintang jatuh hanya bisa satu
permohonan mungkin dikarenakan proses jatuhnya cepat, jadi bila ingin
banyak permohonannya berharap-harap memiliki batu tektites ini yah.
Hahaha.
Tektites
dapat ditemukan di Australia (Australiasian Tektites atau
Microtektites) dan Asia Tenggara (Indochinites). Indochinites ini dapat
ditemukan di Vietnam, Kamboja, Filipina, Malaysia, Nepal, China Selatan
dan Indonesia. Indochinites Indonesia ditemukan di Kalimantan
(Indomaysianites), Pulau Belitung (Billitonites atau batu satam) dan Jawa (Javanites). Javanites tepatnya berada di Sangiran tempat manusia purba ditemukan dimana berada pada sebuah formasi tanah yang diperkirakan berumur 800 ribu tahun sampai 300 ribu tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar